1. Pengertian Laporan Keuangan
Secara umum laporan keuangan adalah
berkas yang berisi pencatatan uang. Maksudnya adalah laporan yang berisi segala
macam transaksi yang melibatkan uang, baik transaksi pembelian maupun penjualan
dan kredit.Biasanya laporan ini dibuat dalam periode tertentu. Penentuannya
ditentukan oleh kebijakan perusahaan apakah dibuat setiap bulan atau setiap
satu tahun sekali. Terkadang perusahaan juga menggunakan keduanya.
Laporan keuangan dibuat semata untuk
mengetahui kondisi finansial perusahaan. Sehingga pihak atasan bisa
mengevaluasi dengan tepat jika kondisi keuangan usaha mengalami masalah. Maka
dari itu laporan ini harus dibuat dengan tepat dan cermat. Karena ini berupa
laporan tentu ada pertanggungjawaban yang diserahkan secara mutlak kepada
operator keuangan. Dia yang harus mempresentasikan laporan yang telah dibuatnya
dengan detail di depan atasan. Biasanya ini dilakukan pada saat evaluasi.
Jika melihat dari penjelasan di atas
tentu bisa ditarik kesimpulan kalau pengertian laporan keuangan adalah berkas
yang berisi data transaksi keuangan perusahaan pada periode tertentu. Yang mana
berkas tersebut harus dilaporkan dan dipertanggungjawabkan sebagai pembahasan
evaluasi untuk perkembangan usaha ke depan.
2.
Jenis-jenis
Laporan Keuangan
Jenis-jenis laporan keuangan sangat banyak. Semuanya
disesuaikan dengan bentuk transaksi yang terjadi di dalam perusahaan. Karena
ini memiliki fungsi yang prinsip, tentu operator harus bisa membuat jenis-jenis
laporan tersebut.
Berikut ini dijelaskan tentang jenis-jenis laporan keuangan.
Silakan dibaca dan dipelajari terutama untuk Anda yang masih fresh graduated
dalam urusan pencatatan finansial perusahaan. Karena dengan belajar yang rajin
kemampuan membuat seluruh laporan keuangan akan semakin berbobot. Berikut
adalah penjelasannya:
1. Laporan Laba Rugi
Jenis Laporan yang pertama adalah laporan laba rugi. Laporan
laba rugi adalah berkas yang di dalamnya berisi data-data pemasukan dan
pengeluaran perusahaan. Jika lebih banyak pemasukan dibandingkan pengeluaran
maka disebut laba perusahaan. Sebaliknya jika yang lebih besar adalah
pengeluaran, tentu perusahaan merugi. Karena tidak ada profit atau keuntungan
yang masuk ke badan usaha. Ini yang dimaksud kerugian usaha.
Terdapat dua jenis laporan laba rugi yang biasa digunakan
oleh bisnis pertama adalah single step dan
kedua adalah multiple step.
Apa itu laba rugi single step?
Laporan laba rugi single step adalah laporan keuangan
yang menyajikan pendapatan, pengeluaran, dan pada akhirnya laporan laba atau
rugi yang dihasilkan oleh bisnis, tetapi laporan ini hanya melaporkan informasi
dengan menggunakan hanya satu persamaan untuk menghitung laba. Persamaan yang
digunakan dalam laporan laba rugi single
step adalah:
Penghasilan Bersih = (Pendapatan +
Keuntungan) – (Beban + Kerugian)
Laporan laba rugi single
step menggunakan persamaan dasar akuntansi langsung dari aktivitas
keuangan bisnis Anda. Mudah dipahami dan relatif mudah dibuat dan cocok untuk
bisnis berskala kecil.
Apa itu laporan laba
rugi multiple
step?
Laporan laba rugi multiple step berisi lebih banyak informasi
umum daripada yang disertakan dalam laporan laba rugi single step, tetapi laporan ini menggunakan
banyak persamaan untuk menentukan keseluruan perhitungan laba rugi.
Laporan laba rugi multiple
step memecah pendapatan operasional dan biaya operasional versus
pendapatan non-operasional dan biaya non-operasional. Laporan keuangan ini
memisahkan pendapatan dan pengeluaran yang terkait langsung dengan operasi
bisnis dari yang tidak terkait langsung dengan operasinya.
Laporan laba rugi multi-langkah menggunakan tiga formula
akuntansi yang berbeda untuk mengrtahui nilai akhir pada laba bersih:
1. LABA KOTOR =
PENJUALAN BERSIH – BIAYA BARANG TERJUAL
Harga pokok penjualan dikurangi dari penjualan bersih. Ini memberikan laba
kotor.
2. PENDAPATAN OPERASI
= LABA KOTOR – BEBAN OPERASI
Biaya operasional dikurangi dari laba kotor. Ini memberi Anda penghasilan
operasional.
3. PENGHASILAN BERSIH
= PENGHASILAN OPERASI + ITEM NON-OPERASI
Pendapatan operasional ditambahkan ke pendapatan non-operasional bersih,
keuntungan, beban dan kerugian. Angka terakhir ini memberikan laba bersih atau
rugi bersih bisnis untuk periode pelaporan.
Tujuan dibuatnya laporan laba rugi baik single step maupun multiple step adalah untuk mengetahui
apakah perusahaan mendapatkan keuntungan atau justru kerugian. Efeknya ialah
mempertahankan yang untung dan sebisa mungkin mencari solusi bagaimana yang
rugi bisa tertutupi
2. Laporan Arus Kas
Jenis laporan yang kedua adalah laporan arus kas. Di dalam
laporan ini biasanya berisi data terkait arus keluar masuknya uang perusahaan
dalam periode tertentu. Sedangkan tujuan laporan ini untuk mengetahui
perputaran keuangan sebelumnya.
Laporan arus kas digunakan sebagai bahan evaluasi yang
penting. Karena ini menjadi penentu sistem perputaran uang di periode
selanjutnya yang akan dilakukan. Bisa jadi jika di periode pertama banyak
kerugian, akan terjadi perubahan sistem arus kas di periode terbaru.
Laporan arus kas juga harus dibuat oleh operator keuangan.
Setelah itu diserahkan kepada pihak pimpinan agar ditindaklanjuti dalam bentuk
kebijakan sistem arus kas yang anyar. Jangan lupa operator juga harus
menjelaskan laporan dengan sejelas-jelasnya.
3. Laporan Perubahan
Modal
Laporan perubahan modal juga jenis laporan keuangan
perusahaan. Maka dari itu, operator keuangan harus bisa membuatnya jika tidak
ingin dianggap tidak becus kerja oleh pimpinan. Laporan perubahan modal berisi
tentang data-data modal perusahaan. Biasanya laporan ini juga dibuat untuk
periode tertentu, bisa enam bulan atau satu tahun. Karena di dalam waktu-waktu
tersebut perputaran modal juga berubah-ubah sehingga perlu pencatatan.
Jika pun terjadi perubahan modal maka harus dijelaskan dengan
detail. Baik dari segi nominal serta dari arah mana modal tersebut bisa masuk
ke perusahaan. Apakah dari investor atau dari kredit. Laporan perubahan modal tidak
dibuat sembarangan. Minimal harus diselesaikan setelah laporan laba rugi
perusahaan sudah rampung dibuat. Karena biasanya perusahaan menjadikan laba
perusahaan sebagai suntikan modal terbaru jika modal yang asli sedang kolaps.
4. Laporan Neraca
Laporan perusahaan yang selanjutnya adalah Laporan Neraca.
Laporan Neraca biasanya berisi data-data keuangan perusahaan yang lebih detail
dibandingkan laporan sebelumnya. Bahkan di laporan ini juga di-input aktiva,
kewajiban dan modal. Intinya laporan neraca adalah gabungan dari segala laporan
keuangan. Ini juga dibuat dalam waktu tertentu yang normalnya adalah satu tahun
sekali. Tujuannya adalah untuk menentukan langkah terkait finansial di tahun
selanjutnya.
Laporan Neraca juga menjadi prioritas di perusahaan. Minimal
untuk mengetahui apakah data laporan secara akumulatif memang sesuai dengan
data-data yang terpisah di laporan-laporan sebelumnya. Data bahkan nominal uang
di Laporan Neraca tidak boleh selisih serupiah pun. Karena patokannya adalah
laporan-laporan keuangan
Jika ada selisih berarti ada yang salah dan harus dirubah.
Ini merupakan tugas operator keuangan yang harus melakukan revisi sampai waktu
yang ditentukan. Jika tidak di revisi akan terjadi ambiguitas ketika membaca
semua laporan keuangan perusahan.
5. Catatan atas
Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan mengacu pada informasi tambahan
yang membantu menjelaskan bagaimana perusahaan sampai pada angka laporan
keuangannya.Catatan ini juga membantu menjelaskan penyimpangan atau anggapan
inkonsistensi dalam metodologi akun tahun ke tahun.
Catatan catatan laporan keuangan bukanlah hal yang wajib ,
hanya untukmemberikan kejelasan kepada mereka yang membutuhkannya tanpa
memiliki informasi yang ditempatkan di kolom pernyataan. Namun demikian,
informasi yang termasuk dalam catatan atas laporan keuangan seringkali penting
karena apat mengungkapkan masalah mendasar terhasap kesehatan keuangan
perusahaan.
3. Fungsi Laporan Keuangan Untuk Bisnis
Laporan keuangan dibuat untuk fungsi tertentu. Yang jelas
sebagai sarana untuk menentukan kebijakan pimpinan terkait perusahaan di
periode selanjutnya. Berikut ini akan dijelaskan fungsi yang lebih lengkap:
1. Untuk Menilai
Kondisi Usaha
Seluruh laporan ini berguna sebagai penilai kondisi usaha.
Maksudnya jika dari catatan keuangan terlalu banyak kerugian, berarti
perusahaan sedang mengalami kemunduran. Sebaliknya jika di dalam laporan
tersebut banyak data profit, berarti usaha sedang berkembang. Dengan penilaian
ini tentu pihak pimpinan bisa menentukan sikap melanjutkan usaha atau malah
menutupnya karena kerugian usaha yang kronis.
2. Sebagai Bahan
Evaluasi
Laporan keuangan diperlukan untuk bahan evaluasi. Bisa
dipastikan jika tidak ada laporan tersebut, evaluasi yang dilakukan tidak akan
maksimal bahkan membuang energi saja. Seluruh laporan ini adalah patokan
evaluasi untuk menjelaskan permasalahan dan solusinya. Maksudnya jika terjadi
kemunduran perusahaan, maka bisa ditentukan apa penyebab kemunduran tersebut
dan bagaimana jalan keluarnya.
Jika evaluasi ini berjalan maksimal, tentu kebijakan
selanjutnya lebih mudah. Karena sudah ditemukan penyebab masalahnya dan solusi
terbaiknya. Maka bolehlah berharap di periode selanjutnya masalah tidak akan
lagi terulang.
3. Bentuk
Pertanggungjawaban Perusahaan
Laporan keuangan juga berfungsi sebagai pertanggungjawaban
perusahaan. Baik kepada investor maupun kepada pemerintah yang terkait dengan
pajak dan lain sebagainya. Jika ada laporan yang detail, berarti perusahaan
memang kredibel. Paling tidak manajemen di dalamnya memang berjalan dengan baik
sesuai degan porsinya masing-masing. Sebaliknya perusahaan dengan laporan
keuangan amburadul bisa dikatakan badan usaha yang tidak kredibel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar